Cara Membuat Nama Brand Makanan Aesthetic yang Bikin Konsumen Lapar Mata

nama brand makanan aesthetic
nama brand makanan aesthetic

Ngomongin soal brand makanan, siapa sih yang nggak pengen punya nama brand yang keren dan aesthetic? Tapi sering kali kita mentok di satu pertanyaan klasik: “Keren versi siapa dulu, nih?” Buat kita mungkin keren, tapi buat konsumen? Belum tentu.

 

Sebagai seorang desainer grafis logo yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia branding—khususnya industri makanan—saya paham betul tantangan dalam membuat nama brand makanan yang nggak cuma catchy, tapi juga tepat sasaran.

 

Di artikel ini, saya akan bedah tuntas prosesnya, dibumbui dengan sedikit pengalaman pribadi, insight branding, dan tentu saja… jokes ringan biar nggak kayak baca buku manual 😄.

Karena di dunia kuliner, nama bukan sekadar nama. Nama adalah first impression yang bisa bikin orang lapar duluan… atau malah ilfeel duluan. Bayangkan kamu jual makanan manis tapi pakai nama “Hell Flavor”. Ya… agak susah ya buat bikin orang ngeklik.

 

Nama brand adalah bagian dari identitas visual dan emosional sebuah usaha. Semakin sesuai dan menarik nama brand kamu, semakin mudah orang mengingat dan menyukainya.

Masa iya kamu mau diinget sebagai makanan neraka. Nggak lah ya 😅. 

Langkah-Langkah Membuat Nama Brand Makanan Aesthetic

1. Kenali Sub-Industri Makananmu

Pertama-tama, tentukan dulu kamu mau main di ranah makanan yang mana. Apakah kamu jualan dessert kekinian, makanan tradisional, fast food, frozen food, atau healthy food?

 

Setiap jenis makanan punya vibes dan personality yang beda. Nama brand harus bisa menggambarkan itu.

 

Misalnya:

    • Makanan tradisional: cenderung pakai nama yang punya sentuhan lokal atau nostalgia.
    • Makanan kekinian: bisa pakai bahasa slang, singkatan, atau istilah gaul.
    • Makanan sehat: lebih cocok dengan nama yang terdengar fresh, clean, dan trustable.

Kalau belum tahu kamu masuk kategori mana, coba pikirkan: “Kalau brand ini jadi orang, dia tuh siapa sih?”

2. Kenali Siapa Target Konsumenmu

Jangan asal keren, harus relevan. Kamu harus tahu siapa yang akan beli makananmu.

 

Apakah mereka:

    • Anak muda? Kasih nama yang kekinian dan nyeleneh dikit.
    • Keluarga? Nama harus terdengar aman dan familiar.
    • Konsumen premium? Nama harus berkelas, minimalis, dan elegan.

Contoh nih, kamu jualan rice bowl untuk mahasiswa. Nama kayak “Nasi-nasi Gaje” mungkin lebih nempel dibanding “The Urban Grain Experience” (yang kedengerannya malah kayak seminar 😂).

3. Rancang Nama Berdasarkan Strategi Branding

Nah, di sini bagian serunya dimulai. Waktunya kita main nama!

 

Kalau kamu baru mulai dan belum punya tim branding profesional, metode akronim bisa jadi senjata pamungkas. Simpel, praktis, dan kalau dikemas dengan benar—hasilnya bisa sangat kuat dan memorable.

Kenapa Akronim?

Metode ini menggabungkan huruf awal (atau potongan suku kata) dari beberapa kata penting yang berkaitan dengan bisnis atau identitas brand kamu. Hasilnya? Nama yang pendek, catchy, dan bisa menimbulkan rasa penasaran.

 

Dan yang paling penting: banyak perusahaan besar juga pakai metode ini. Jadi jangan remehkan kekuatan akronim!

Contoh Perusahaan Besar yang Menggunakan Akronim:

    • UNESCOUnited Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
    • NASANational Aeronautics and Space Administration
    • BNIBank Negara Indonesia
    • PLNPerusahaan Listrik Negara
    • Gojek – gabungan dari kata “Go” dan “Ojek” (secara teknis ini semi-akronim, tapi tetap relevan dan lokal banget!)
    • IndomieIndonesia + Mie

Jadi kalau ada yang bilang akronim itu metode murahan? Buktikan dengan prestasi, bukan panjangnya nama 😎

Cara Membuat Nama Akronim untuk Brand Makanan

Langkah pertama: ambil kata-kata kunci yang paling merepresentasikan brand kamu.

Misalnya kamu jualan:

    • Nasi bakar untuk anak muda
    • Fokus pada harga terjangkau dan rasa khas rumahan

Kata kunci yang bisa diambil: Nasi, Bakar, Rumah, Rasa, Hemat

Beberapa opsi akronim:

    • NABARA – NAsi BAkAR RumAhan
    • HEMARA – HEMat + RAso
    • NABU – NAsi Bakar untuk Umum (versi playful, bisa dimainin dalam komunikasi brand)

Kalau kamu jual dessert?

    • MAMI – Manis dan Mini
    • SUYA – SUgar + YA (bisa jadi jargon: “Udah makan SUYA belum hari ini?”)

Yang penting:

    • Akronimnya tetap bisa diucapkan dengan nyaman.
    • Hindari kombinasi huruf yang terlalu sulit dibaca atau tidak bermakna apa-apa.
    • Tes dulu ke teman atau calon target konsumen, lihat apakah mereka langsung ‘ngeh’ dan tertarik.

Metode Lain yang Bisa Kamu Coba (Tapi Nanti Dulu Ya!)

Selain akronim, ada banyak metode penamaan lain yang bisa kamu eksplor:

    • Gabung kata
    • Nama tokoh
    • Bahasa lokal atau asing
    • Metafora dan simbolik

Tapi biar nggak kebanyakan bumbu dalam satu resep, metode-metode ini akan saya bahas lebih dalam di artikel berikutnya. So stay tuned, bestie! 😉

Waspadai Website Nama Random

Banyak website di luar sana yang ngasih “Nama Brand Generator”, tapi hasilnya sering kali absurd. Kayak: “Foodzor”, “BiteKrazy”, “Chompology”—yang mungkin keren di mata AI, tapi nihil konteks untuk konsumen kamu.

 

Saran saya: tetap pakai tools sebagai referensi, tapi jangan lepas kendali. Kamu tetap kaptennya, bukan si robot.

Contoh Demo Membuat Nama Brand Makanan Aesthetic

Udah saya buatin lengkap, dengan petunjuk dan worksheetnya. Jadi kamu bisa bikin nih nama yang keren misal seperti brand jepang, atau brand lokal yang keren abis ini. 

Branding Bukan Cuma Soal Logo, Tapi Dimulai dari Nama

Nama adalah langkah awal dari cerita brand kamu. Jadi jangan asal pilih, apalagi cuma karena “kedengeran keren”. Sesuaikan dengan strategi, audiens, dan positioning brand.

Kalau kamu butuh panduan lengkap, saya sudah merangkum 20 metode penamaan brand dalam panduan eksklusif SNB (Simple Name Branding). Kamu bisa intip sample-nya di SNB.

 

Dan kalau kamu lagi stuck banget dan butuh bantuan lebih lanjut, bisa kok diskusi atau kolaborasi bareng saya. Tinggal kirim pesan aja, siapa tahu nanti brand kamu jadi yang berikutnya viral di TikTok! 😉

Artikel – nama brand makanan aesthetic

Penulis

Reza Pahlevi, juga dikenal sebagai reziart, adalah seorang penulis dan desainer grafis di Vectorinesia.com. Dia adalah pemilik Vectorinesia Studio dan Toko Amanasnack. Cita-citanya adalah membuat UMKM Indonesia memiliki brand visual yang keren dan bersaing global. Misi utamanya adalah memberikan jasa desain logo terjangkau melalui Jasa Desain Logo di Studio Vectorinesia. Reza memiliki pengalaman dalam menjual aset grafis di berbagai website microstock terkenal.